Minggu, 15 November 2015

Percakapan Tentang Seminar

Keterangan :
A             : Abdul Aziz Muttaqien
D             : Dede Fansuri
F              : Fauzan Ichwan Nur Pratama
T              : Tubagus Anugrah Prasetya
A             :”Hey De, apa kabar?”
D             :“Baik Am, kalau kamu gimana?”
A             :“Baik Alhamdulillah De”
D             :”Kamu mendengar informasi tentang seminar di Gunadarma?”
A             :“Belum tahu De”
                (Tiba – tiba ada Tebe dan Fauzan dating menghampiri Dede dan Aam)
F              :”Hey, lagi asik ngobrol kayanya nih?”
A & D     :”Iya nih”
A             :”Eh be darimana?”
T              :”Abis sholat am sama Fauzan, kalian sudah sholat?”
D             :”Udah kok be”
A             :”Ohiya, kalian dengar informasi tentang seminar yang diadakan kampus nggak?”
T              :”Oh kalau itu, Fauzan yang lebih tahu”
A             :”Zan, jadi seminar yang diadakan oleh kampus itu seperti apa?”
F              :”Jadi Seminar yang diadakan oleh kampus itu tentang IT, tadi aku sama Tebe habis dari ke        stand untuk pendaftaran seminar, jadi kalian akan dijelaskan keuntungan dan kerugian 
                   dari Kecanggihan Teknologi”
T              :”Kalian juga bisa bertanya kepada pembicara, seputar Teknologi dan peluang kerja di     
                   bidang jadi kalian tertarik untuk mengikuti seminar?”
A             :”Kalau aku ikut, soalnya itu baik untuk menambah wawasan biar aku menang duel otak”
D             :”Hahaha, boleh juga tuh, batas akhir pendaftarannya tanggal berapa ya?”
T              :”Sampai akhir Desember, jadi masih ada waktu kok”
F              :”Iya bener tuh kata tebe”
D             :”Kalau harga tiket masuknya berapa?
F              :”Sekitar Rp 50.000 beserta sertifikat seminarnya”
A             :”Oke nanti aku dan Dede ke stand untuk daftar mengikuti seminar”
T              :”Oh ya sudah, lebih cepat lebih baik soalnya kuotanya terbatas”             
D             :”Oke be dan Fauzan, makasih ya atas informasinya”
T & F      :”Sama – sama”

Minggu, 08 November 2015

Cara Berkomunikasi Yang Baik


Mempersiapkan dan Mengenali Medan
Langkah pertama adalah pengenalan dan persiapan. Sebelum berkomunikasi sebaiknya kamu tahu dulu tentang tujuannya. Mengapa harus berkomunikasi? Tujuannya apa? Tulislah di dalam selembar kertas! Silakan nanti dicek apakah tujuannya sudah tercapai atau belum. Ingatlah bahwa kita sering membohongi diri sendiri. Tetapi kertas tidak bisa membohongi diri kita.
Selanjutnya adalah mengenali jenis komunikasi yang akan dilakukan. Apakah itu public speaking, negosiasi, laporan, atau justru komunikasi tulisan. Mungkin juga komunikasi yang akan kamu lakukan hanya sekedar gosip atau basa basi.
Kalau kamu sudah tahu tujuan dan jenisnya, kamu perlu tahu isi (ide/pesan) yang akan kamu sampaikan. Topiknya apa? Organisasikan dengan baik. Kemudian, siapa saja yang terlibat? Siapakah kamu (posisi kamu apa) ? Siapa lawan komunikasi? Jumlahnya berapa? Latar belakangnya seperti apa? Pendidikannya bagaimana? Usianya berapa? Di sini, cukup penting untuk memperhatikan demografi khususnya masalah senioritas.
Miliki Sikap Positif
Setelah persiapannya matang, kamu perlu bersikap positif di dalam berkomunikasi. Milikilah sikap rendah hati, hormat, menghargai, perhatian, dan empati. Yakinlah terhadap apa yang kamu sampaikan. Miliki sikap percaya diri. Menempatkan lawan bicara dalam posisi yang tepat dan adil. Tidak meninggikan, tidak pula merendahkan.
Salah satu sikap positif yang sangat penting adalah menjadi pendengar/penyimak yang baik. Apalagi jika kamu berkomunikasi dialogis. Kamu perlu menjadi pendengar aktif. Tangkaplah pesannya dengan baik. Apa yang dikatakan seseorang mempunyai maksud. Maka tangkaplah maksud itu. Lalu tanggapi. Jangan ragu untuk memuji jika lawan bicara memang baik. Berikan feedback yang positif dengan tulus apa adanya. Jujurlah dan bersikaplah positif di setiap komunikasi.
Usahakan lebih banyak mendengar daripada berbicara. Jika tidak bisa mengatakan yang baik, lebih baik diam saja. Hindari perdebatan. Kendalikan amarah dan ego. Bersikaplah tenang. Ajak lawan bicara menuruti keinginanmu dengan cara yang baik.
Memanfaatkan Kepribadian dan Alat Bantu
Ada kepribadian tertentu yang menarik sebagai pembicara. Hal itu adalah aset bagus yang perlu dikembangkan. Namun, bagaimana dengan yang lain? Jangan sekali-kali menjadi Soekarno baru jika berbeda kepribadiannya. Hasilnya justru akan tampak lucu

Tugas TOU Minggu Ke-2

1. Pengertian Komunikasi Adalah  proses menyortir, memilih dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.

2. Fungsi Komunikasi Adalah :

  • - Menyampaikan pikiran atau perasaan
  • - Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan
  • - Mengajarkan atau memberitahukan sesuatu
  • - Mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan
  • - Mengenal diri sendiri
  • - Memperoleh hiburan atau menghibur orang lain.
  • - Mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang
  • - Mengisi waktu luang
  • - Menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku kebiasaan
  • - Membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana   diharapkan
3. Contoh komunikasi verbal :
         -  Berbiacara dengan orang  atau sekelompok orang
         -  Mendengrakan radio
         - membaca buku,novel, dan majalah

4. Komunikasi bawah sadar adalah penyampaian informasi antara manusia secara tidak sadar.    kadangkala komunikasi bawah sadar merupakan komunikasi intrapersonal, misalnya bermimpi atau kesadaran saat dihipnotis, dan belum tentu merupakan komunikasi nonverbal.

5. Tahap Pertama: Pengirim Mempunyai Suatu Ide
Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Sebelum melakukan komunikasi syarat utama adalah adanya ide/gagasan. Seorang komunikator yang baik, harus dapat menyaring hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan, dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang memang penting dan relevan. Proses tersebut dikenal sebagai abstraksi.

Tahap Kedua: Mengubah Ide menjadi Suatu Pesan

Dalam suatu proses komunikasi tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audience, gaya personal, dan latar belakang budaya. Ide yang berbentuk abstrak harus diubah kedalam bentuk pesan.

Tahap Ketiga: Pemindahan Pesan

 Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si penerima. Pesan tak mungkin dapat dipahami oleh pihak lain tanpa adanya pemindahan pesan. Panjang-pendeknya saluran komunikasi yang digunakan, akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan.

Tahap Keempat: Penerima Menerima Suatu Pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima suatu pesan pesan tersebut. Pesan tak mungkin dapat dipahami oleh pihak lain tanpa adanya pemindahan pesan.
Tahap Kelima: Penerima Memberi Tanggapan dan Umpan-Balik ke Pengirim
Umpan-balik (feed back) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Ia merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Feed back dapat berfungsi sebagai koreksi bagi pengirim.

My role model is David Bechkam

David is not only an icon, but a brilliant role model for children.And I really like her.  His achievements on the football field are extrao...